Islam adalah agama yang syamil, yang
mencangkup segala permasalahan manusia, tak terkecuali dengan jual beli. Jual
beli telah disyariatkan dalam Islam dan hukumnya mubahatau boleh,
berdasarkan Al Quran, sunnah, ijma’ dan dalil aqli. Allah SWT membolehkan
jual-beli agar manusia dapat memenuhi kebutuhannya selama hidup di dunia ini.
Namun dalam melakukan jual-beli, tentunya ada
ketentuan-ketentuan ataupun syarat-syarat yang harus dipatuhi dan tidak boleh
dilanggar. Seperti jual beli yang dilarang yang akan kita bahas ini, karena
telah menyelahi aturan dan ketentuan dalam jual beli, dan tentunya merugikan
salah satu pihak, maka jual beli tersebut dilarang.
Diantara jual beli yang dilarang dalam islam tersebut antara lain:
1, Jual beli yang diharamkan
Tentunya ini sudah jelas sekali, menjual barang yang
diharamkan dalam Islam. Jika Allah sudah mengharamkan sesuatu, maka Dia juga
mengharamkan hasil penjualannya. Seperti menjual sesuatu yang terlarang dalam
agama. Rasulullah telah melarang menjual bangkai, khamr, babi, patung dan lain
sebagainya yang bertentangan dengan syariah Islam.
Begitu juga jual beli yang melanggar syar’I yaitu
dengan cara menipu. Menipu barang yang sebenarnya cacat dan tidak layak untuk
dijual, tetapi sang penjual menjualnya dengan memanipulasi seakan-akan barang
tersebut sangat berharga dan berkualitas. Ini adalah haram dan dilarang dalam
agama, bagaimanapun bentuknya.
2. Barang yang tidak ia miliki.
Misalnya, seorang pembeli datang kepadamu untuk
mencari barang tertentu.Tapi barang yang dia cari tidak ada padamu. Kemudian
ksmu/ente dan pembeli saling sepakat untuk melakukan akad dan menentukan harga
dengan dibayar sekian, sementara itu barang belum menjadi hak milik ente (kamu)
atau si penjual. Kemudian ent pergi membeli barang dimaksud dan menyerahkan
kepada si pembeli.
Jual beli seperti ini hukumnya haram, karena si pedagang menjual sesuatu yang barangnya tidak ada padanya, dan menjual sesuatu yang belum menjadi miliknya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang cara berjual beli seperti ini. Istilah kerennya reseller.
Dalam suatu riwayat, ada seorang sahabat bernama Hakim bin Hazam Radhiyallahu
'anhu berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm : “Wahai,
Rasulullah. Seseorang datang kepadaku. Dia ingin membeli sesuatu dariku,
sementara barang yang dicari tidak ada padaku. Kemudian aku pergi ke pasar dan
membelikan barang itu”. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
لَا تَبِعْ مَا لَيْسَ
عِنْدَكَ
Jangan menjual sesuatu yang tidak ada padamu. [HR Tirmidzi].
3. Jual beli Hashat.
Yang termasuk jual-beli Hashat ini adalah jika seseorang membeli dengan
menggunakan undian atau dengan adu ketangkasan, agar mendapatkan barang yang
dibeli sesuai dengan undian yang didapat. Sebagai contoh:
Seseorang berkata: “ Lemparkanlah bola ini, dan barang yang terkena
lemparan bola ini kamu beli dengan harga sekian”. Jual beli yang sering kita
temui dipasar-pasar ini tidak sah. Karena mengandung ketidakjelasan dan
penipuan.
4. Jual beli Mulamasah.
Mulamasah artinya adalah sentuhan. Maksudnya jika seseorang berkata:
“Pakaian yang sudah kamu sentuh, berarti sudah menjadi milikmu dengan harga
sekian”. Atau “Barang yang kamu buka, berarti telah menjadi milikmu dengan
harga sekian”.
Jual beli yang demikian juga dilarang dan tidak sah, karena tidak ada
kejelasan tentang sifat yang harus diketahui dari calon pembeli. Dan didalamnya
terdapat unsur pemaksaan.
5. Jual Beli Najasy
Bentuk praktek najasy adalah sebagai berikut, seseorang yang telah
ditugaskan menawar barang mendatangi penjual lalu menawar barang tersebut
dengan harga yang lebih tinggi dari yang biasa. Hal itu dilakukannya dihadapan
pembeli dengan tujuan memperdaya si pembeli. Sementara ia sendiri tidak berniat
untuk membelinya, namun tujuannya semata-mata ingin memperdaya si pembeli
dengan tawarannya tersebut. Ini termasuk bentuk penipuan.
Dan Rasullulah S.A.W. telah melarang perbuatan najasy ini seperti yang terdapat di dalam hadith:
"Janganlah kamu melakukan praktek najasy, janganlah seseorang menjual
di atas penjualan saudaranya, janganlah ia meminang di atas pinangan saudaranya
dan janganlah seorang wanita meminta (suaminya) agar menceraikan madunya supaya
apa yang ada dalam bejana (madunya) beralih kepadanya," (HR Bukhari [2140]
dan Muslim [1413]).
Tentunya masih banyak sekali contoh-contoh atau model jual beli yang
dilarang dalam agama, seperti jual-beli yang menghalangi orang untuk melakukan
sholat, khususnya diwaktu jumat setelah adzan kedua sholat jumat, juga menjual
barang sebelum diterima, kemudian makelar atau calo yang menjual barang dengan
harga yang lebih tinggi dari harga sekarang. Itu semua merupakan jual-beli yang
dilarang dalam Islam.
Semoga kita semua senantiasa terjaga dalam bermuamalah dengan sesama,
selalu waspada dan berhati-hati dalam bertindak khususnya dalam berdagang. Mari
kita mensuri tauladani Nabi kita Muhammad SAW dalam berdagang, beliau selalu
dipercayai dalam setiap ucapan, dan perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar